Minggu, 19 Juni 2011

BNI Syariah Bantu SDN 1 Sukorejo, Gunungpati

SEMARANG - BNI Syariah cabang Semarang memperingati HUT pertamanya, Minggu (19/6/2011) dengan memberikan bantuan program pendidikan senilai Rp 10 juta kepada SDN 01 Sukorejo, Gunungpati, Semarang. Acara penyerahan bantuan tersebut dilakukan di halaman sekolah dan dihadiri oleh komite sekolah, kepala UPTD Kecamatan Gunungpati, Lurah setempat serta seluruh siswa siswi kelas 1-6.


BNI Syariah bekerjasama dengan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU menyalurkan bantuan tersebut berupa seperangkat Komputer, Soundsystem, perbaikan gedung dan pengecatan ruang kelas. Bantuan secara simbolis diterima oleh kepala sekolah SDN 1 Sukorejo Suprijanto.

Dalam sambutannya, Kepala Cabang BNI Syariah Semarang Ichwan Razoki Lubis mengungkapkan bahwa BNI Syariah merasa senang, karena hari Minggu ini bertepatan dengan Milad pertama setelah melakukan spin off (lepas) dari BNI Konvensional.

“Milad pertama ini kami syukuri dengan memberikan sejumlah bantuan kepada masyarakat khususnya dalam program pendidikan. Hari ini kami membantu SDN 1 Sukorejo Gunungpati untuk sarana penunjang dan perbaikan gedung senilai Rp 10 juta,” ungkapnya.

Sebagaimana disampaikan sebelumnya, BNI Syariah juga telah menyalurkan bantuan pembangunan gedung TK Darul Ulum Bringin, Ngaliyan yang pernah tersapu banjir bandang akhir 2010 senilai Rp 50 juta pada Selasa (14/6/2011) lalu.

Oki, sapaan akrab Kepala Cabang BNI Syariah Semarang itu menambahkan, pada kegiatan ini kami bermitra dengan PKPU Semarang sebagai lembaga NGO yang konsern dalam masalah sosial kemanuisaan. “Awalnya kami juga mendapat informasi dari PKPU mengenai kondisi sekolah ini. Sejak didirikan 1981 lalu sebagai sekolah Inpres, SDN 1 Sukorejo ini belum pernah mendapat renovasi ataupun bantuan yang berarti,” tuturnya.

“Kami pun tergerak untuk mensurveinya dan menemukan fakta bahwa kondisi sekolah ini sangat perlu dibantu. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan ini bisa memberi manfaat khususnya kepada siswa-siswi,” imbuhnya.

Dalam sambutannya, Kepala Sekolah SDN 1 Sukorejo, Suprijanto SPd, mengutarakan terima kasihnya kepada BNI Syariah Semarang selaku donor dan PKPU sebagai fasilitator karena telah menunjukkan perhatian dan kepeduliannya terhadap kondisi SDN 1 Sukorejo.

“Terima kasih banyak kepada BNI Syariah dan PKPU yang telah bersedia datang kesini sekaligus memberikan bantuannya. Insyaallah berkah dan sangat berarti bagi kami,” tuturnya. Selain bantuan tersebut, juga diberikan kepada 110 siswa siswi kelas 1 hingga kelas 6 berupa buku tulis dan paket alat tulis.


Bagi PKPU bantuan melalui Mitra donatur kepada SDN 1 Sukorejo bukan kali pertama. Sebulan sebelumnya PKPU melakukan Program Pendidikan Pola Hidup Bersih & Sehat (PHBS) dan pembagian Sembako kepada seluruh siswa siswi SDn 1 Sukorejo. Saat itu tim kemanusiaan PKPU menemukan banyak fakta mengenai kondisi sekolan tersebut. Sekolah yang hanya memiliki 6 ruang kelas dan 1 kantor guru tersebut didirikan pada tahun 1981 melalui program Inpres. Berdirinya sekolah inipun berkat inisiatif dan bantuan wakaf dari Musyari (82 th) karena masyarakat sekitar terlalu jauh dari SDN lain.

SDN 1 Sukorejo, Potret Buram Pendidikan Kota Semarang
Kondisi sekolah yang hanya berjarak kurang dari 10 Km dari pusat pemerintahan Kota Semarang itu sangat miris. Dari bangunan fisik, amat jelas terlihat bahwa hampir seluruh properti sekolah sudah usang dan mendesak diganti. Genteng, eternit, papan tulis, tembok rapuh serta meja kursi sekolah adalah properti lama yang sebagiannya teronggok di belakang kelas karena rusak. Lebih parah lagi adalah ruang kelas 2 yang muridnya hanya 12 orang. Ke 12 siswa ini selama belajar juga harus berbagi ruangannya dengan 2 rak buku usang perpustakaan, dan sepetak kecil musholla. Sudah berbagi ruangan, bocor pula atapnya.

Sama halnya dengan kondisi gedung, fasilitas penunjang di sekolah ini pun sangat minim. Papan tulis kapur yang tidak lagi utuh, komputer serta soundsystem yang telah lama rusak. Akibatnya untuk keperluan upacara Senin atau saat pelajaran yang membutuhkan pengeras suara, tidak dapat terlaksana dengan baik.

Kemirisan sekolah ini tidak hanya soal bangunan dan fasilitas. Orang tua yang berminat menyekolahkan anaknya ke sekolah ini juga terus berkurang. Setiap angkatan di sekolah ini hanya terdiri dari 1 kelas yang berisi rata-rata hanya 18 siswa.

Menurut kepala sekolah SDn 1 Sukorejo, Suprijanto.SPd, pihaknya telah berulang kali melaporkan kondisi ini ke Dinas Pendidikan kota tetapi belum juga mendapat respon positif. “Kami sudah berupaya melalui jalur birokrasi tetapi belum ada hasil, akhirnya kami pasrah saja dan bekerja dengan fasilitas apa adanya,” ungkap Suprijanto.



Dokumentasi:









0 komentar:

Posting Komentar