Senin, 18 Agustus 2014

Menjadi Pribadi Hebat yang Dirindukan Surga (Serial Giving)



Menjadi Pribadi Hebat yang Dirindukan  Surga
Oleh : Pramudita adi Ertanto
( Humas PKPU Semarang)
Rindunya Surga kepada mereka yang sudah di janjikan oleh Alloh SWT untuk masuk surgaNya, itu  laksana seorang kekasih yang sedang kasmaran merindukan kekasihnya segera berada dipelukannya. Dimana saja, kapan saja yang diingat adalah sang pujaan hati, siang jadi kenangan, malam jadi bayangan, tidur pun jadi impian, begitu juga surga, surga selalu merindukannya, padahal kalau kita tanya setiap orang pasti ingin masuk surga, walaupun dia seorang pendosa atau ahli maksiat sekalipun, siapapun kita, pada strata sosial manapun, apapun prosfesi nya, dibumi manapun berpijak pasti ingin menjadi orang yang dirindukan oleh surga nya Alloh SWT.
Surga adalah tempat yang sangat diidam-idamkan oleh semua mahluk tak terkecuali mereka yang selalu berbuat maksiat sekalipun. Surga yang luas, kenikmatan  keindahannya berkali-kali lipat dari bumi mampu diraih bagi mereka yang merindukan dan dirindukanNya. Tempat yang tidak terdengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna, sia-sia dan dusta, di dalam nya ada mata air yang mengalir, takhta-takhta yang ditinggikan, gelas-gelas berisi minuman yang terletak dekat, bantal-bantal sandaran yang tersusun, permadani-permadani yang terhampar, kebun-kebun dan buah anggur, gadis-gadis remaja yang sebaya. Tidak ada kesusahan karena itu hanya tempatnya kesenangan atas balasan yang kita lakukan di alam dunia, semuanya setiap keinginan kita tercipta. Sudah bisa kita bayangkan tentang surga?, dan hasilnya itu belum lah apa-apa, alias belum mampu menggambarkan surga yang sesungguhnya, karena apa yang kita bayangkan hanyalah pikiran manusia saja, surga itu tidak pernah bisa di bayangkan, karena sesuatu hal yang bisa di bayangkan bukanlah surga. Yang kita pikirkan itu adalah gambaran mini dari pada sebuah kesenangan, karena pikiran dan logika kita hanya mampu menampung suatu hal yang bisa di gambarkan, dan surga itu  jauh dari pada itu semua. Itulah hakikat tempat yang paling indah bagi kehidupan.
Bagaimanakah cara menjadi pribadi hebat yang dirindukan Surga seperti Rosululloh SAW, Sahabat-sahatnya, para salafus sholeh, dan para ulama?. Pribadi yang seperti apa yang dirindukan Surga?. Pertanyaan ini senantiasa melekat dalam benak para perindu surga, karena sesungguhnya Surga itu mudah di raih, namun kadang kebanyakan dari mereka ataupun saya sendiri terkadang meremehkan amal-amal kebajikan tersebut dengan niat yang salah sehingga yang ada bukannya masuk surga namun justru terpelosok kedalam nerakaNya, Naudzubillah mindzalik.
Pertama,  Pribadi Qur’ani : orang yang senantiasa membaca al-Quran. Al Quran sebagai wahyu dari Alloh SWT yang diturunkan kepada baginda nabi Muhammad Saw yang menjadi pedoman bagi setiap umat manusia. Jika satu buku memiliki suatu nilai manfaat dari setiap isinya, maka al Quran jauh lebih banyak memiliki manfaat dan menjadi tuntunan hidup atau pegangan manusia. Apakah kita menyadari di antara deretan huruf yang jumlahnya , lebih kurang 6666, 30 juz dan 114 surat, yang  jika di bacakan hati menjadi tenang, bisa dengan mudah di hafal oleh semua kalangan bahkan anak-anak sekalipun, mempunyai nilai sastra yang sangat indah, mengandung peristiwa masa lalu, begitupun masa depan, tuntunan ibadah berupa syariat yang di tetapkan oleh Alloh SWT, bahkan banyak rahasia science terungkap karenanya. Jika bukan campur tangan Alloh SWT yang menyampaikan kalimat dan maknanya niscaya ia akan usang di telan waktu. Tapi bahkan sampai saat ini al Quran kitab yang sudah belasan abad ini masih tetap utuh, tidak ada perubahan akan isinya. Karena ia memang di jaga oleh Alloh SWT melalaui lidah nya para huffaz (penghafal al Quran).
Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
“Tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah Taala, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkaji nya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahkan rahmat, di kelilingi para malaikat, dan di puji oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud)
Kedua, Pribadi yang baik lisannya adalah pribadi yang senantiasa menjaga lisannya  dari ghibah, fitnah, menggunjing dan berbohong, Lisan yang baik adalah ketika ia berkata-kata yakni dengan kata yang penuh dengan ‘ibrah, santun dan penuh dengan ajakan kebaikan. Maka benar kata-kata bijak dari ulama bahwa :
Artinya: “Keselamatan manusia terletak pada penjagaan lisan nya”.
Ketiga, Pribadi dermawan adalah pribadi yang senantiasa ringan untuk memberikan sesuatu termasuk barang yang disukainya kepada mereka yang membutuhkan serta ikhlas menafkahkan hartanya di jalan Alloh SWT. Bila kita memberi minum kepada saudara kita yang kehausan maka Alloh SWT akan memberi kita minum pada hari kiamat nanti di saat orang-orang sedang dilanda dahaga, Bila kita memberi makan kepada saudara kita yang sedang kelaparan, niscaya Alloh SWT akan memberi kita makan di saat orang-orang kelaparan pada hari akhir nanti, Bila kita memberi pakaian kepada saudara kita di dunia ini, niscaya Alloh SWT akan memberi kita pakaian yang indah di saat orang-orang telanjang pada hari perhitungan nanti, bila kita memudahkan urusan saudara kita yang sedang kesulitan dan dihimpit permasalahan, maka  Alloh SWT akan memudahkan urusan kita sejak di dunia ini.
Keempat, Pribadi yang gemar berpuasa sunah dan Ramadhan, adalah mereka yang mampu mengendalikan hawa nafsu dan emosinya dengan baik serta istiqomah untuk selalu bersikap bijak dalam menjalani kehidupan ini. Selain itu dengan berpuasa kita mampu  melatih semua kepekaan yaitu emosional, kecerdasan, dan spiritual. Apalagi selama di bulan yang mulia, penuh berkah, rahmat, dan ampunanNya , Alloh SWT menjanjikan kepada kita akan pembebasan dari panasnya api neraka, Puasa menjadi tolak ukur keberadaan seorang hamba, karena dengan puasa yang benar, Ramadhan yang di manfaatkan, akan banyak kebaikan yang di peroleh di dalamnya, dalam puasa melatih kejujuran, antara manusia dengan manusia lainnya, antara seorang hamba kepada Tuhan-Nya, dan di bulan puasa menjadi tempat yang baik untuk beramal karena setiap amal di lipat gandakan, bahkan malam lailatul qadr ada di antaranya. Melatih kepekaan sebagaimana yang dirasakan orang-orang yang kurang mampu agar kita bisa hidup saling berbagi, bagaimana menahan lapar dan haus, serta bagaimana implikasi iman tersebut di luar ramadhan bisa bertahan dan di jalankan.
Semoga kita semua adalah pribadi hebat yang sangat dirindukan surga dengan segala kesenangan dan kenikmatan di dalamnya, serta kita mampu istiqomah hingga nama kita tercatat sebagai penghuni surga. Aamiin Ya Rabbal ‘alamin. (14/7)

0 komentar:

Posting Komentar